"Pakaian menyembunyikan banyak keindahan,
namun tidak mampu menutupi keburukan.
Dan walaupun dalam bersandang
engkau mencari kebebasan untuk melindungi diri,
engkau mungkin akan mendapatkan
belenggu ketopong serta rantai besi.
Janganlah engkau lupa,
bahwa kesantunan insan adalah perisai penolak
pandangan
dari pemandangan yang tidak suci telah tiada lagi,
Maka apakah rasa malu, selain dari sebuah noda,
pencemaran budi?
Dan jangan lupakan,
bahwa bumi senang merasakan telapak kakimu yang
berjalan tanpa alas.
Serta angin pun selalu rindu
bermain dengan rambutmu."
(Sang nabi-Gibran)
"Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia,
walau jalannya terjal berliku-liku.
Dan apabila sayapnya merangkulmu,
pasrahlah serta menyerahlah,
walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu.
Dan jika dia bicara padamu, percayalah,
walau ucapannya membuyarkan mimpimu,
bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Cinta tak memberikan apa pun, kecuali dari dirinya
sendiri.
Cinta tidak memiliki ataupun dimiliki,
karena cinta telah cukup untuk cinta.
Dan juga jangan mengira,
bahwa engkau dapat menentukan arah jalannya cinta,
Karena cinta, apabila telah memilihmu,
Dia akan menentukan perjalanan hidupmu."
(Sang Nabi-Gibran)
"Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi
dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih,
dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan penghangatanmu,
Karena engkau menghampirinya saat lapar
dan saat tubuh butuh kedamaian.
Apabila dia bicara mengungkapkan pikirannya,
engkau tiada takut membisikan kata 'tidak' dikalbumu
sendiri,
kau juga tiada menyembunyikan kata 'ya'.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan
kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, dalam
jangkauan misterinya,
bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan,
Hanya menagkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu."
(Sang Nabi-Gibran)